Sabtu, 08 Februari 2014

Tips Memilih Material Lantai

Beberapa faktor turut mendukung sebuah desain interior untuk terlihat menarik. Selain langit-langit dan dinding, tentunya lantai merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Kadang untuk mempermudah proses pengerjaan sebuah interior, semua ruang yang ada di dalam rumah  menggunakan bahan lantai yang sama. Padahal  sesungguhnya, memilih material lantai seperti keramik atau granit haruslah sesuai dengan fungsi serta apa saja yang ada di ruang tersebut nantinya. Bukan itu saja, namun luasan serta konsep yang akan diinginkan juga sangat menentukan dalam pemilihan material lantai untuk sebuah ruangan.
“Misalnya rumah klasik. Pilihan lantai yang paling cocok adalah lantai marmer dengan warna netral seperti, cream. Sedangkan untuk desain rumah modem serta minimalis, lebih cocok menggunakan lantai dari bahan granit. Alasannya adalah, corak granit yang berbintik-bintik kecil, lebih sederhana dibandingkan dengan corak urat pada marmer yang tentunya lebih besar.
Selain konsep ruang yang ditentukan, pertimbangan lain adalah fungsi sebuah ruang. Contohnya adalah kamar anak-anak, paling aman menggunakan lantai yang dilapisi karpet. Teksturnya yang tidak terlalu keras bisa dan bisa lebih mengurangi resiko jika suatu saat anak terjatuh. Sayangnya, Indonesia tergolong tropis dan karpet tidaklah efisien karena mudah lembab dan menyerap debu. Maka jika anda suka, alternatifnya lainnya adalah papan kayu, parkit, ataupun vinyl.
Faktor lain yang perlu  kita perhatikan adalah pemanfaatan ruang. Artinya aktivitas yang ada di ruang tersebut melibatkan air atau tidak. Untuk area yang kering biasanya tidak butuh lantai khusus. Sementara untuk area basah, pilihlah material yang nonpolish atau tidak dipoles. Ini bisa dilihat dari tekstur yang kasar dan warnanya tidak terlalu mengkilap. “Kalau area kering dan basah berdekatan, maka bisa kita gunakan bahan yang sama, tapi salah satu ruangan polish, sementara ruangan yang satunya tidak.
Untuk ruang di lantai 2 yang aktivitasnya cukup padat, pemilihan material lantai haruslah lebih cermat. Suara langkah seseorang di lantai dua bisa menjadi sangat mengganggu penghuni di bawahnya. Kayu merupakan material yang berbunyi dan mengganggu ketika ada orang melangkah di atasnya. Karena itu, hindarilah menggunakan material kayu, sebisa mungkin gunakan materal yang berbasis beton dan jika perlu dilapisi karpet.
Lantai dari bahan kayu perawatannya sangatlah sulit. Oleh karena itu tidak disarankan menggunakan lantai dari bahan ini untuk ruang dengan aktivitas cukup tinggi. Ini bisa diakali dengan parkit kayu yang mempunyai corak mirip seperti serat kayu, tapi lebih mudah untuk dirawat. “Yang paling mudah perawatannya tentu keramik. Apalagi, saat ini terdapat motif keramik menyerupai serat kayu. Marmer dan granit juga harus dipoles ulang setiap beberapa tahunnya.
Pembedaan material lantai, juga bisa membantu pemisahan ruang baik berdasarkan fungsi maupun konsep. Kita ambil contoh untuk ruang keluarga dan ruang makan yang sering digabungkan. Kedua ruang ini dapat menggunakan lantai dengan bahan yang sama tapi dengan warna berbeda. Atau, sebaliknya. Juga bisa dengan permainan pola. Yakni, dengan cara menambahkan border alias garis tepi atau batas dengan bahan yang sama tapi beda warna. Border lantai ini bisa disesuaikan dengan selera serta kreatifitas sang arsitek atau keinginan pemilik.


Sumber : http://www.arsindo.com/artikel/tips-memilih-material-lantai/

5 TIPS AGAR HALAMAN TERLIHAT NYAMAN

membayangkan kenikmatan paparan sinar matahari pagi yang hangat dan menyehatkan serta terpaan angin di antara pepohonan? Hanya bisa didapatkan di area pegunungan atau pantai bukan?

Namun, kegiatan bersantai sembari menikmati semua hal tadi, sebenarnya bisa dilakukan di rumah. Berikut ini beberapa tips bagi Anda untuk membuat ruang cantik dan ramah lingkungan di halaman.
 
1. Padukan eksterior rumah dengan interiornya
 
Sebelum mulai membangun halaman, pastikan area interior dan eksterior rumah tidak seperti langit dan bumi. Kaburkanlah batasan antara "bagian dalam" dan "bagian luar" dengan membangun jendela-jendela besar. Jika faktor keamanan tidak memberatkan dalam lingkungan rumah, tidak ada salahnya memasang jendela kaca bening berukuran besar. Dengan cara ini, Anda dapat melihat pemandangan di luar rumah, begitu pula sebaliknya.
 
Sediakan juga ventilasi udara yang cukup. Jendela-jendela besar bergaya tradisional (seperti yang ada pada rumah-rumah Belanda di Jakarta) juga bisa Anda manfaatkan. Tidak hanya bisa menyediakan pemandangan indah, jendela tradisional yang dapat dibuka-tutup juga menjadi akses masuk udara segar ke dalam rumah.
 
2. Mulai berburu barang-barang ramah lingkungan
 
Sekarang, tiba waktunya mencari dan "menyetok" barang-barang perlengkapan dan dekorasi halaman. Pastikan barang yang dibeli, ramah lingkungan. Meski pada umumnya cukup mahal, namun biaya perawatan serta keamanannya lebih terjamin. Barang-barang ramah lingkungan bisa Anda temukan, mulai dari material bangunan, instalasi listrik termasuk lampu, hingga ornamen taman.
 
Mulailah dengan mencari balok-balok kayu dari hutan budidaya, semen ramah lingkungan, dan bila perlu gunakan kembali besi-besi tidak terpakai. Selain itu, kunci memiliki taman yang "sehat" adalah menggunakan barang daur ulang. Cara ini dapat meminimalisasi penumpukan sampah.
 
Setelah itu, cari pencahayaan yang sesuai. Ganti lampu pijar dengan LED. Gunakan LED sebagai pencahayaan teras, jalur masuk rumah, bahkan di seluruh ruang. Khusus eksterior rumah, beberapa perusahaan penyedia lampu luar ruang, telah menyediakan lampu bertenaga matahari. 
 


3. Meski kembali ke alam, gunakan teknologi canggih
 
Masih mengenai usaha menyelamatkan lingkungan. Terapkanlah juga sistem ramah lingkungan. Walaupun Anda berencana "menggarap" halaman rumah dan membuatnya tampak lebih "hijau", tidak ada salahnya menggunakan teknologi terbaru. Manfaatkan teknologi pendeteksi gerakan dan cahaya untuk menyalakan dan mematikan lampu di halaman. Cara ini dapat menghemat konsumsi energi.
 
4. Manfaatkan dekorasi yang tidak terpakai
 
Selesai berurusan dengan instalasi listrik dan lampu, kini tiba waktunya mendekor taman. Gunakan kembali furnitur-furnitur lama. Perbaiki, cat, dan berikan fungsi baru. Contohnya, gunakan jemuran baju untuk menggantung pot bunga. Jadikan pula kloset sebagai "pot" raksasa, atau manfaatkan kursi sebagai media rambat tanaman.
 
5. Sediakan media tanam berkondisi baik
 
Dalam membuat taman, sebenarnya unsur ini bisa jadi merupakan unsur terpenting. Jangan lupa menyediakan media tanam yang baik bagi semak, bunga, dan pohon. Sebisa mungkin, hindari penggunaan pupuk kimia.



Sumber : http://properti.kompas.com/read/2013/08/03/1337529/Begini.Menata.Halaman.Rumah.Ramah.Lingkungan

Agar Interior Rumah Menjadi Nyaman


Setiap orang punya selera sendiri dalam hal menata rumah, tapi Agar Interior Rumah Menjadi Nyaman dan tampak indah di mata, model atau gaya perlu dipertimbangkan, hingga sipenghuni dapat betah dan merasa nyaman. Terkadang pemilik rumah dipusingkan dengan bagaimana menata interior rumah supaya tampak nyaman dan apik. Sebenarnya ada cara mudah untuk menata interior rumah anda, yaitu dengan mengikuti model atau gaya rumah. Tapi tak semua pemilik rumah dalam menentukan gaya rumah mereka. Walay demikian, itu dapat disiasati dengan berpedoman kepada fungsi dan proporsi ruangan, apakah itu untuk ruang tamu, makan, keluarga, tidur, serta luasnya sebuah ruangan dalam kaitannya dengan penempatan barang – barang interior.
Tapi yang perlu dipertimbangkan pada penataan interior ialah menyeimbangkan nilai estetika serta fungsional dari suatu ruangan tersebut. Terdapat banyak pilihan yang dapat diperhatikan pada saat akan menata interior rumah anda, seperti mengatur aplikasi lantai, dinding, plafon, furniture, serta aksesoris interior. Untuk aplikasi pada dinding dapat memadukan cat dengan aplikasi teknik pengecatan, pemakaian wall paper, bata ekspos, wall painting, dinding masif, batu alam, panel dinding dan sebagainya.
Sementara itu aplikasi lantai dengan menggunakan keramik yang dengan warna dan corak yang banyak, parket, marmer, dan juga karpet dapat dijadikan pilihan lainnya. Untuk plafon bisa dipilih dari gipsum, triplek, serta kain yang yang digantungkan atau memilih plafon menyatu dengan atapnya.
Sedangkan untuk aplikasi furniture dapat terbuat dari besi dan kayu, sofa dan tempat tidur dengan gaya dan warnanya, sampai ukuran meja, lemari kursi, dan perabot lain yang dibutuhkan ruangan tersebut. Untuk aksesoris interior bisa dilakukan bersama pemasangan cermin, lampu gantung, pigura foto, partisiruang, gorden, dll.
Penataan interior minimalis memerlukan sentuhan dan penataan yang sedikit berbeda, terutama dalam perencanaan dan penataan interior ruangan gaya tersebut. Ini sangat penting agar terkesan lapang walau pada space ruangan yang agak sempit. Dengan gaya minimalis, semua dibuat serba minimal. Ini agar ruang tidak terkesan kosong, hingga butuh diberikan sedikit aksen. Contohnya, ada satu meja atau kursi yang desainnya natural atau etnik.


Sumber :  http://www.arsindo.com/artikel/agar-interior-rumah-menjadi-nyaman/

SEHATKAH UDARA DI DALAM RUMAH ANDA

Kata udara bukanlah kata asing bagi kita. Udara adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Dimana kita bisa mendapatkan udara yang sehat? Spontan kita akan menjawab, di daerah pegunungan yang masih hijau. Memang keberadaan pepohonan ikut mendukung tersedianya udara yang berkualitas. Sedangkan udara yang segar ikut mempengaruhi kesehatan tubuh.

Andai udara segar dapat ditemukan di rumah, tentu kita akan betah untuk tinggal di rumah. Hal yang jadi pertanyaan, mungkinkah udara yang segar di dalam rumah dapat hadir? Tentu saja bisa, asal rumah didesain dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti: bahan konstruksi, bahan interior, aspek sirkulasi udara yang berkaitan dengan jendela, pintu, ventilasi udara dan pencahayaan sinar matahari. Tulisan ini secara khusus akan membahas tentang aspek sirkulasi udara berikut faktor-faktor pencemarnya. Mari kita mulai membahas lebih detil mengenai faktor pencemar, sebab dan akibatnya, serta bagaimana cara meminimalisir dampak negatifnya.

Udara di dalam rumah tidak serta merta tersedia dengan baik dan sehat. Untuk mendapatkan udara yang sehat, rumah memerlukan desain (pengaturan pola) yang baik, bukan saja dari sisi keindahan tetapi juga dari sisi kesehatan. Apa untungnya rumah tampak indah tapi jadi sumber penyakit? Nah, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bahan interior yang digunakan. Bisa jadi rumah menjadi tempat mengumpul zat-zat pencemar karena pilihan bahan interior atau bahan konstruksi yang keliru. Bahan-bahan tersebut diantaranya adalah asbes, karpet dari bahan vinil, semen, timbal dalam cat, debu, asap rokok, pembakaran dari kompor gas dan bahan lainnya. Pencemaran udara memang tidak hanya didapat dari satu sumber saja. Namun kondisi sirkulasi udara yang buruk dapat memacu pencemaran mutu udara dalam bentuk lain.

Buruknya kualitas udara dalam ruangan dapat dilihat dari ciri-ciri berikut. Ruangan terasa pengap dan lembab. Penghuni tak jarang mengalami sesak nafas, tubuh terasa lemas, lesu, pusing dan sakit kepala. Mungkin ia juga mengalami iritasi mata, cepat lelah dan bermasalah seputar jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Ciri-ciri ini tidak harus muncul semuanya, kadang muncul sebagian, namun tetap dapat digunakan sebagai petunjuk awal adanya masalah kesehatan udara di rumah tersebut.
Pernahkan Anda masuk dalam ruang parkir di basement (lantai bawah tanah) suatu pertokoan? Apa yang dirasakan oleh tubuh Anda?

Area parkir di basement sering kurang memperhitungkan sirkulasi udara. Akibatnya, ruangan tersebut menjadi tempat pengumpulan udara kotor yang salah satunya berasal dari asap kendaraan yang parkir di tempat itu. Bayangkan apa yang terjadi pada orang-orang yang bekerja di tempat itu proses sirkulasi udara tidak berjalan lancar… .


Kasus ini dapat menjadi gambaran tentang apa yang akan terjadi jika Anda tinggal dalam rumah bersirkulasi buruk. Perlu Anda ketahui, paru-paru sebagai organ pernafasan, hanya bekerja utk udara yang bersih. Saat menghirup oksigen, terjadilah proses pernafasan; dan saat menghembuskan keluarlah gas karbondioksida beserta zat-zat buang lain. Paru-paru mempunyai mekanisme batuk dan bersin untuk mengeluarkan polutan pengganggu namun daya tolak paru-paru ini memiliki batas kemampuan tertentu. Kapasitas polutan yang berlebih sehingga tidak dapat ditolak oleh paru-paru akan menimbulkan ancaman bagi kesehatan tubuh kita.

Proses sirkulasi udara pada prinsipnya terjadi ketika ada perbedaan tekanan udara antara satu ruang dengan ruang yang lain. Tentu saja ketika kita bicara tentang rumah, perbedaan tekanan ini tidak seekstrim atau sejelas perbedaan antara tekanan udara di daerah pantai.
Kondisi udara ruang yang pengap dan lembab dapat menunjukkan proses sirkulasi udara yang buruk dan miskin oksigen. Apa jadinya bila ruang tersebut digunakan untuk tidur, kerja dan bersantai? Tentunya menjaga kesehatan sebagai investasi hari esok hanyalah sebuah kelakar saja.
Sebagai penutup, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengupayakan udara sehat di rumah:

1. memasang ventilasi udara yang dapat menjamin kelancaran proses sirkulasi udara. Misalnya dengan pemberian loster (lubang angin), menggunakan desain sirip untuk jendela atau pintu, dan khusus untuk ruang dapur dapat dibuatkan lubang udar pada bagian atas atau cerobong.

2. memasang kipas exhaust (exhaust fan = kipas penyedot udara) untuk membantu sirkulasi dalam ruangan

3. mengusahakan adanya jendela yang berhubungan langsung dengan luar rumah (berhubungan dengan lingkungan luar)

4. membuat sekat ruang yang tetap memberi peluang terjadinya pertukaran udara bersih dan kotor

5. membuat desain ruangan atau interior yang mengakomodasi masuknya sinar matahari

6. mengenali dan menghindari adanya zat-zat pencemar di dalam ruangan. Misalnya adalah pembersih ruangan, pembersih oven, penguras bak mandi, pembersih WC, bahan pembersih, pengilat kayu, perekat (lem dan semacamnya), cat, pengencer cat, dan perapat asbes. Memang ada beberapa zat yang penggunaannya sangat penting. Untuk kasus ini, cobalah untuk sebisa mungkin meminimalkan penggunaan atau menggantinya dengan zat yang lebih aman.

7. membuat pembagian ruang antara ruang bebas asap rokok dengan ruang bebas merokok jika ada anggota keluarga Anda yang merokok.

8. untuk perawatan rumah usahakan membersihkan perabot-perabot yang berbahan kain secara berkala karena bahan kain cenderung mudah menangkap dan menimbun debu. Atau bisa juga menghadirkan tanaman hias yang dapat berfungsi menangkap racun di udara, semisal Lidah Mertua (Sansievera).
Demikian beberapa langkah yang bisa diambil untuk menjaga udara di dalam rumah agar tetap sehat. Selamat mencoba


Sumber :  http://www.icbc-indonesia.org/2009/10/17/rumah-sehat-sehatkah-udara-di-dalam-rumah-anda/

MATERIAL BAHAN BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN


 Pemanfaatan material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.
Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.


Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.
Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panas dan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.
Berikiut adalah contoh contoh pemanfaatan bahan bangunan alami (ramah lingkungan):
·         GENTENG SEJUK
Genteng semen ijuk adalah genteng beton yang dibuat  dengan  campuran pasir, semen dan ijuk sebagai bahan pengisi.
Manfaat
·         Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·         Menciptakan lapangan kerja
·         Digunakan sebagai penutup atap
Spesifikasi Teknis
 Bahan baku 
:
 semen + ijuk + pasir
 Ukuran
:
 38 x 23 1.2 cm
 Berat
:
 2.5 kg/bh
 Beban Lentur 
:
 80 kg/cm2
·         PANEL SERAT TEBU
Pengembangan bahan bangunan dari limbah tebu menjadi papan serat tebu
Manfaat
·         Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·         Mengurangi pencemaran lingkungan
·         Menciptakan lapangan kerja
·         Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-struktural
Spesifikasi Teknis
 Bahan baku
 :
 ampas tebu + semen
 Ukuran
 :
 240 x 60 x 2.5 cm
 Kuat Lentur
 :
40  – 50 kg/cm2

PANEL SEKAM PADI
Salah satu pengembangan bahan bangunan dari limbah sekam padi menjadi Papan Sekam Padi
Manfaat
·         Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·         Mengurangi pencernaran lingkungan
·         Menciptakan lapangan kerja
·         Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-strukutral
Proses Pembuatan
Sekam padi direndam dalam air atau dapat langsung digiling, dicampur dengan semen,dicetak dengan alat manual. Proporsi campuran = 1 semen : 4 sekam padi atau maksimum 20%
·         SAWIT BLOCK
Pengembangan bahan bangunan dari limbah SAWIT menjadi Conblock.
Manfaat
·         Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
·         Mengurangi pencemaran lingkungan
·         Menciptakan lapangan kerja
·         Digunakan untuk dinding partisi non-struktural
Spesifikasi Teknis
 Komposisi camp.
 :
 1 PC : 6 Agregat ( 20% Limbah + 80% Pasir)
 Ukuran
 :
 8 x 20 x 40 cm
 Kuat Lentur
 :
 25 kg – 35 kg / cm2
·      


Papercrate (kertas bekas sebagai bahan dinding)
Kertas bekas yang dimaksud disini adalah berupa kertas yang mempunyai tekstur kasar seperti kertas Koran atau kardus, yang dihancurkan menjadi semacam bubur kertas dan diolah lagi menjadi bata kertas agar dapat digunakan untuk penggunaan lebih lanjut sebagai material bahan bangunan.

SPESIFIKASI KERTAS BEKAS (PAPERCRATE)
· Mempunyai massa dan berat yang sangat ringan
· Bersifat lembek, sehingga mudah dibentuk
· Cukup kuat dalam menahan gaya vertikal
· Mempunyai bentuk yang ramping, sehingga memudahkan dalam pengemasan dan distribusinya
KELEBIHAN PENERAPAN KERTAS BEKAS (PAPERCRATE) PADA DINDING
·         Mampu menyerap panas
·         Meredam suara / kebisingan
·         Tidak mengandung racun
·         Biaya produksi murah
·         Daya kering yang cepat
·         Penggunaan semen yang sedikit.
 Linoleum: Bahan Pelapis Lantai Ramah Lingkungan
Bahannya elastis, tersusun dari material anorganik dan organik. Pilihan warna dan ragam yang banyak memberi keuntungan untuk desain-desain masa kini. Bahan pelapis lantai ini populer di Eropa. Banyak pilihan warna dan desainnya. Produk ini bisa menjadi alternatif bahan untuk lantai rumah kita, lantai area komersial, bahkan rumah sakit karena mudah dipasang, dirawat, dan dibersihkan. Untuk memasangnya hanya butuh permukaan rata seperti lantai semen, lalu diberi perekat khusus. Kalau mau afdol, perekatnya juga pakai  yang  ramah lingkungan.  

Sebagai bahan lantai, jika tak lagi dibutuhkan, Linoleum   mudah diurai kembali oleh tanah, alias ramah lingkungan. Inilah yang  menjadi salah satu kelebihannya. Standar Eropa yang ketat tentang material ramah lingkungan membuat bahan ini dipergunakan sebagai salah satu alternatif pilihan para desainer. Syarat yang ketat itu bisa dipenuhi oleh bahan pelapis Linoleum ini. Ada satu hal penting juga yang menjadi keunggulan, yaitu daya tahannya terhadap  panas, dan tahan terhadap api lebih baik dari  plastik dan kain.
 Linoleum, bahan yang terbuat dari bahan alami yang terukur dan dihasilkan dari sumber daya yang bisa diperbaharui. Terdapat setidaknya enam bahan utama, linseed oil, rasin, woodfloor, limestone, pigment, jute . Linoleum pada produk lantai terbagi menjadi tiga bentuk produk, yakni marmoleum yang menampilkan motif-motif warna dan corak alami, artoleum yang menampilkan corak kayu, dan Walton yang menghasilkan corak-corak yang memiliki tekstur.
·       
TEMPURUNG KELAPA 
Salah satu bagian pohon kelapa yang pada saat ini belum banyak digunakan adalah tempurung kelapa (batok) kelapa. Tempurung kelapa yang banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional dari sisa pemecahan buah kelapa saat ini sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar. Sebenarnya, tempurung kelapa (atau sisa berupa pecahan-pecahan) dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi bahan yang lebih bermanfaat dibanding hanya sebagai bahan bakar saja. Oleh karena itu melalui rekayasa yang tepat, maka tempurung kelapa dapat dibentuk menjadi mozaik ubin bahan bangunan yang antik, unik, alami dan menarik 
SPESIFIKASI TEMPURUNG KELAPA
·         Mempunyai bentuk asli berupa serat – serat serabut 
·         Cukup empuk dan hangat 
·         Bersifat sedikit tembus pandang sehingga terlihat pengisinya
·         Mampu menyerap panas 
·         Cukup baik untuk aplikasi akustik (menyerap bunyi karena rongga pada serat)
·         Tahan air 


Sumber : http://sudiana1526.wordpress.com/2013/10/22/material-bahan-bangunan-ramah-lingkungan/

ARSITEKTUR EKOLOGI (ECO-ARCHITECTURE)


PENGERTIAN EKOLOGI DAN EKO-ARSITEKTUR

Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Emst Haeckel, ahli dari ilmu hewan pada tahun 1869 sebagai ilmu interaksi dari segala jenis makhluk hidup  dan lingkungan. Arti kata ekologi dalam bahasa yunani yaitu “oikos” adalah rumah tangga atau cara bertempat tinggal dan “logos” bersifat ilmu atau ilmiah. Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya (Frick Heinz, Dasar-dasar Ekoarsitektur, 1998). 
Prinsip-prinsip ekologi sering berpengruh terhadap arsitektur (Batel Dinur, Interweaving Architecture and Ecology - A theoritical Perspective). Adapun prinsip-prinsip ekologi tersebut antara lain :

a. Flutuation
Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didisain dan dirasakan sebagai tempat membedakan budaya dan hubungan proses alami. Bangunan seharusnya mencerminkan hubungan proses alami yang terjadi di lokasi dan lebih dari pada itu membiarkan suatu proses dianggap sebagai proses dan bukan sebagai penyajian dari proses, lebihnya lagi akan berhasil dalam menghubungkan orang-orang dengan kenyataan pada lokasi tersebut.

b. Stratification
Prinsip stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan seharusnya muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan tingkat-tingkat. Semacam organisasi yang membiarkan kompleksitas untuk diatur secara terpadu.
c. Interdependence (saling ketergantungan)
Menyatakan bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya adalah hubungan timbal balik. Peninjau (perancang dan pemakai) seperti halnya lokasi tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan, saling ketergantungan antara bangunan dan bagian-bagiannya berkelanjutan sepanjang umur bangunan.
Eko arsitektur menonjolkan arsitektur yang berkualitas tinggi meskipun kualitas di bidang arsitektur sulit diukur dan ditentukan, takada garis batas yang jelas antara arsitektur yang bermutu tinggi dan arsitektur yang biasa saja. Fenomena yang ada adalah kualitas arsitektur yang hanya memperhatikan bentuk dan konstruksi gedung dan cenderung kurang memperhatikan kualitas hidup dan keinginan pemakainya, padahal mereka adalah tokoh utama yang jelas.
Dalam pandangan eko-arsitektur gedung dianggap sebagai makhluk atau organik, berarti bahwa bidang batasan antara bagian luar dan dalam gedung tersebut, yaitu dinding, lantai, dan atap dapat dimengerti sebagai kulit ketiga manusia (kulit manusia sendiri dan pakaian sebagai kulit pertama dan ke dua). Dan harus melakukan fungsi pokok yaitu bernapas, menguap, menyerap, melindungi, menyekat, dan mengatur (udara, kelembaban, kepanasan, kebisingan, kecelakaan, dan sebagainya). Oleh karena itu sangat penting untuk mengatur sistem hubungan yang dinamis antara bagian dalam dan luar gedung. Dan eko-arsitektur senantiasa menuntut agar arsitek (perencana) dan penguna gedung berada dalam satu landasan yang jelas.

Pada perkembangannya ekoarsitektur disebut juga dengan istilah
greenarchitecture (arsitektur hijau) mengingat subyek arsitektur dan konteks lingkungannya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari hasil arsitektur dan lingkungannya. Dalam perspektif lebih luas, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan global alami yang meliputi unsur bumi, udara, air, dan energi yang perlu dilestarikan. Ekoarsitektur atau arsitektur hijau ini dapat disebut juga sebagai arsitektur hemat energi yaitu salah satu tipologi arsitektur yang ber-orientasi pada konservasi lingkungan global alami.

DASAR-DASAR EKO-ARSITEKTUR

Dalam eko-arsitektur terdapat dasar-dasar pemikiran yang perlu diketahui, antara lain :
1.    Holistik
Dasar eko-arsitektur yang berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai satu kesatuan yang lebih penting dari pada sekedar kumpulan bagian.
2.    Memanfaatkan pengalaman manusia
Hal ini merupakan tradisi dalam membangun dan merupakan pengalaman lingkungan alam terhadap manusia.
3.    Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang statis.
4.    Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan kedua belah pihak.



 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_qZXDShzQKa75hgLpp4uVnnLOgUg0C2GlMUvFJ9mf6dPE_GAdwbVmuph-4ygElqviElToSIlbMtbqb660K9qx1TWHudVKeJUOC5g8RJI0ilNc_S5A93K1qY5DCS7MAnP9NiS8-vSOhS0g/s400/eko+arch_Page_1.jpg
Dengan mengetahui dasar-dasar eko-arsitektur di atas jelas sekali bahwa dalam perencanaan maupun pelaksanaan,  eko-arsitektur tidak dapat disamakan dengan arsitektur masa kini. Perencanaan eko-arsitektur merupakan proses dengan titik permulaan lebih awal. Dan jika kita merancang tanpa ada perhatian terhadap ekologi maka sama halnya dengan bunuh diri mengingat besarnya dampak yang terjadi akibat adanya klimaks secara ekologi itu sendiri. Adapun pola perencanaan eko-arsitektur yang berorientasi pada alam secara holistik adalah sebagai berikut :
a. Penyesuaian pada lingkungan alam setempat.
b. Menghemat energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.
a.    Memelihara sumber lingkungan (air, tanah, udara).
b.   Memelihara dan memperbaiki peredaran alam dengan penggunaan material yang masih dapat digunakan di masa depan.
c.  Mengurangi ketergantungan pada pusat sistem energi (listrik, air) dan limbah (air limbah, sampah).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFNG0lsni8P660tk7GT3tIcroePlr0le5q2HYjKZPBHxlZiIEMTznc5bLlNXwnQd3VSfGNprO7YXPH_CC-oYWOr2Vy-JKuwij65Z6hzGpyc-AvCRUDhI7jba3zqD-ASjc3CfgDzNCcGzgf/s400/eko+arch_Page_2.jpg
d. Penghuni ikut secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan.
e.    Kedekatan dan kemudahan akses dari dan ke bangunan.
f.     Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-harinya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghHskkgyWdkoQWRG7sYO-XNGR0nCUErYK1zOY4PcDnVnBeFN4LieCoPLx8DDl8en3_dzzF3A4qLiz595u29IsvTVzkbs0nuKqdL_AmA7iw4TYfqR-w74TzFS15zFJ2Yfwc-pCV8Zh17fns/s320/Pretty-Vegetable-Garden-J013864.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj18jrFlFoeHEbhuzbeWE3OIjW_LGoNN1PNXwtHFO3rAiQLn_Udl4Bn5ThanVlz3WQmJcLZsvOMhZMvR3BFze5PeNFR5CCrgx0DYzIhyphenhyphenXqR2gXZUpG5CqGnE-x3KH9hbuZjNU_iC0Z9Evf3/s320/vegetable_garden_tomato.jpg

g.    Menggunakan teknologi sederhana (intermediate technology), teknologi alternatif atau teknologi lunak.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv8SLSVscKxrTKWDsNb2JECWWQ2IYMQ8dDtPa4avFD4DNEOwBUohljD9Pqs3Mqt3N82PHwME0V5qBuYv_OanKiAb1oMsRqGbysWsmltFQLQR7a0TJ06eEAImkSSGqIDGqma3ZMpEK-9dEs/s320/Vegetable-Gardening-In-A-Green-House.jpg


UNSUR-UNSUR POKOK EKO-ARSITEKTUR

Unsur-unsur alam yang dijadikan pedoman oleh masyrakat tradisional antara lain udara, air, api, tanah (bumi), merupakan unsur-unsur pokok yang sangat erat dengan kehidupan manusia di bumi. Dalam kehidupan masyarakat modern pun juga harus tetap memperhatikan unsur-unsur tersebut karena sedikit saja penyalahgunaan unsur alam tersebut besar akibatnya terhadap keseimbangan ekologis. Adapun unsur-unsur pokok eko-arsitektur dapat dilihat pada gambar berikut ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOl3mtf9tHBzjBjaM6oNOJ17JY_XnFgADgAdpAOCzze2xYWHs7j3H5Jp5jtgystLWzqx627U3AmH_x3D3nUSXIWXeKKDtAJXlHZvb7RMevxJqIB-wseDzlEqycz8967wR-qhCEHexWq6ZA/s400/eko+arch_Page_3.jpg

Sumber : http://sigitwijionoarchitects.blogspot.com/2012/04/arsitektur-ekologi-eco-architecture.html