Kata udara
bukanlah kata asing bagi kita. Udara adalah bagian dari kehidupan kita
sehari-hari. Dimana kita bisa mendapatkan udara yang sehat? Spontan kita akan
menjawab, di daerah pegunungan yang masih hijau. Memang keberadaan pepohonan
ikut mendukung tersedianya udara yang berkualitas. Sedangkan udara yang segar
ikut mempengaruhi kesehatan tubuh.
Andai udara segar dapat ditemukan di rumah, tentu kita akan betah untuk tinggal di rumah. Hal yang jadi pertanyaan, mungkinkah udara yang segar di dalam rumah dapat hadir? Tentu saja bisa, asal rumah didesain dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti: bahan konstruksi, bahan interior, aspek sirkulasi udara yang berkaitan dengan jendela, pintu, ventilasi udara dan pencahayaan sinar matahari. Tulisan ini secara khusus akan membahas tentang aspek sirkulasi udara berikut faktor-faktor pencemarnya. Mari kita mulai membahas lebih detil mengenai faktor pencemar, sebab dan akibatnya, serta bagaimana cara meminimalisir dampak negatifnya.
Udara di dalam rumah tidak serta merta tersedia dengan baik dan sehat. Untuk mendapatkan udara yang sehat, rumah memerlukan desain (pengaturan pola) yang baik, bukan saja dari sisi keindahan tetapi juga dari sisi kesehatan. Apa untungnya rumah tampak indah tapi jadi sumber penyakit? Nah, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bahan interior yang digunakan. Bisa jadi rumah menjadi tempat mengumpul zat-zat pencemar karena pilihan bahan interior atau bahan konstruksi yang keliru. Bahan-bahan tersebut diantaranya adalah asbes, karpet dari bahan vinil, semen, timbal dalam cat, debu, asap rokok, pembakaran dari kompor gas dan bahan lainnya. Pencemaran udara memang tidak hanya didapat dari satu sumber saja. Namun kondisi sirkulasi udara yang buruk dapat memacu pencemaran mutu udara dalam bentuk lain.
Buruknya kualitas udara dalam ruangan dapat dilihat dari ciri-ciri berikut. Ruangan terasa pengap dan lembab. Penghuni tak jarang mengalami sesak nafas, tubuh terasa lemas, lesu, pusing dan sakit kepala. Mungkin ia juga mengalami iritasi mata, cepat lelah dan bermasalah seputar jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Ciri-ciri ini tidak harus muncul semuanya, kadang muncul sebagian, namun tetap dapat digunakan sebagai petunjuk awal adanya masalah kesehatan udara di rumah tersebut.
Pernahkan Anda masuk dalam ruang parkir di basement (lantai bawah tanah) suatu pertokoan? Apa yang dirasakan oleh tubuh Anda?
Area parkir di basement sering kurang memperhitungkan sirkulasi udara. Akibatnya, ruangan tersebut menjadi tempat pengumpulan udara kotor yang salah satunya berasal dari asap kendaraan yang parkir di tempat itu. Bayangkan apa yang terjadi pada orang-orang yang bekerja di tempat itu proses sirkulasi udara tidak berjalan lancar… .
Kasus ini dapat menjadi gambaran tentang apa yang akan terjadi jika Anda tinggal dalam rumah bersirkulasi buruk. Perlu Anda ketahui, paru-paru sebagai organ pernafasan, hanya bekerja utk udara yang bersih. Saat menghirup oksigen, terjadilah proses pernafasan; dan saat menghembuskan keluarlah gas karbondioksida beserta zat-zat buang lain. Paru-paru mempunyai mekanisme batuk dan bersin untuk mengeluarkan polutan pengganggu namun daya tolak paru-paru ini memiliki batas kemampuan tertentu. Kapasitas polutan yang berlebih sehingga tidak dapat ditolak oleh paru-paru akan menimbulkan ancaman bagi kesehatan tubuh kita.
Proses sirkulasi udara pada prinsipnya terjadi ketika ada perbedaan tekanan udara antara satu ruang dengan ruang yang lain. Tentu saja ketika kita bicara tentang rumah, perbedaan tekanan ini tidak seekstrim atau sejelas perbedaan antara tekanan udara di daerah pantai.
Kondisi udara ruang yang pengap dan lembab
dapat menunjukkan proses sirkulasi udara yang buruk dan miskin oksigen. Apa
jadinya bila ruang tersebut digunakan untuk tidur, kerja dan bersantai?
Tentunya menjaga kesehatan sebagai investasi hari esok hanyalah sebuah kelakar
saja.
Sebagai penutup, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengupayakan udara sehat di rumah:
Sebagai penutup, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengupayakan udara sehat di rumah:
1. memasang ventilasi udara yang dapat
menjamin kelancaran proses sirkulasi udara. Misalnya dengan pemberian loster
(lubang angin), menggunakan desain sirip untuk jendela atau pintu, dan khusus
untuk ruang dapur dapat dibuatkan lubang udar pada bagian atas atau cerobong.
2. memasang kipas exhaust (exhaust fan =
kipas penyedot udara) untuk membantu sirkulasi dalam ruangan
3. mengusahakan adanya jendela yang
berhubungan langsung dengan luar rumah (berhubungan dengan lingkungan luar)
4. membuat sekat ruang yang tetap memberi
peluang terjadinya pertukaran udara bersih dan kotor
5. membuat desain ruangan atau interior
yang mengakomodasi masuknya sinar matahari
6. mengenali dan menghindari adanya zat-zat
pencemar di dalam ruangan. Misalnya adalah pembersih ruangan, pembersih oven,
penguras bak mandi, pembersih WC, bahan pembersih, pengilat kayu, perekat (lem
dan semacamnya), cat, pengencer cat, dan perapat asbes. Memang ada beberapa zat
yang penggunaannya sangat penting. Untuk kasus ini, cobalah untuk sebisa
mungkin meminimalkan penggunaan atau menggantinya dengan zat yang lebih aman.
7. membuat pembagian ruang antara ruang
bebas asap rokok dengan ruang bebas merokok jika ada anggota keluarga Anda yang
merokok.
8. untuk perawatan rumah usahakan
membersihkan perabot-perabot yang berbahan kain secara berkala karena bahan
kain cenderung mudah menangkap dan menimbun debu. Atau bisa juga menghadirkan
tanaman hias yang dapat berfungsi menangkap racun di udara, semisal Lidah
Mertua (Sansievera).
Demikian beberapa langkah yang bisa diambil
untuk menjaga udara di dalam rumah agar tetap sehat. Selamat mencoba
Sumber :
http://www.icbc-indonesia.org/2009/10/17/rumah-sehat-sehatkah-udara-di-dalam-rumah-anda/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar